#Kisah2 : Hal kecil yang patut untuk disyukuri
Assalamualikum teman-teman...
Semoga tulisan ini menemui kalian dalam keadaan baik, bahagia, dan dalam keberkahan.. Aamiin 😉
Sedikit update ya hehhe. Semenjak menjadi cah semarang dan ngekos jauh dari kota serta jauh dari keluarga apa lagi teman-teman (hah emang ada teman??, bukankah semakin dewasa eh semakin bertambahnya usia lingkaran pertemanan semakin mengecil yaa?)
Oke back to topik..
Karena sendirian dan yaps apa-apa sendiri, itu membuat aku mensyukuri hal-hal kecil. Selama disini beda banget sama pengalaman-pengalaman merantau sebelumnya. Pas kuliah dulu, dikelilingi teman-teman kos dan ibu kos yang sanagt dekat, bisa dibilang keluarga ke dua selama dibandung. Kurang lebih ngekos selama 4 tahun gak pernah pindah, karena udah senyaman itu sama tempat dan penghuninya, dan sampai saat ini Pondok Syafira dan Bu Nia adalah salah satu alasan kenapa harus kembali ke bandung.
Karena sendirian dan yaps apa-apa sendiri, itu membuat aku mensyukuri hal-hal kecil. Selama disini beda banget sama pengalaman-pengalaman merantau sebelumnya. Pas kuliah dulu, dikelilingi teman-teman kos dan ibu kos yang sanagt dekat, bisa dibilang keluarga ke dua selama dibandung. Kurang lebih ngekos selama 4 tahun gak pernah pindah, karena udah senyaman itu sama tempat dan penghuninya, dan sampai saat ini Pondok Syafira dan Bu Nia adalah salah satu alasan kenapa harus kembali ke bandung.
Setelah lulus kemudian melanjutkan kisah perantaun lagi. Menjadi bagian dari lampung mengajar (LM 2019). Masih di lampung aja, tapi perjalanan 6 jam dari rumah dan harus menembus taman nasional bukit barisan melewati pantai dan menuruni lembah, pokoknya uadoooh gais. Beruntungnya dipertemukan lingkungan tempat tinggal yang baik dan orang-orang baik. Alasan kembali ke lemong selain pantai dan sunsetnya yang indah adalah keluarga besar SMA N 1 Lemong dan Keluarga kos Pak Muslimin yang selalu hangat. 💗💗
Kisah perantuan berlanjut lagi pulau jawa, tepatnya jawa tengah dan kota semarang. Satu tahun belajar jadi guru, ayah dan ibu meminta aku untuk melanjutkan sekolah (kuliah meneh), waaah galau dong ya. Lagi seneng-senengnya jadi guru tiba-tiba harus udahan tapi, aku gak mau menyia-nyiakan kesempatan ini, akhirnya aku mantep kuliah lagi di semarang. Satu tahun kuliah online, banyak santainya dan ngerasa gak dapat apa-apa setelah kondisi mulai baik akhirnya berangkat ke semarang dengan tujuan untuk segera lulus.
Rupanya bayangan kos yang penuh dengan kehangatan dan kekeluargaan tidak ku temukan disini hahaha. Alhamdlillah dikasih pelajaran lagi sama Allah bahwa yang bisa diandalkan ya cuman dirimu sendiri dan sebaik-baik pertolongan dan perlindungan itu cuma dari Allah SWT. Gak ada yang lain, apa lagi mengandalkan makhluk. Kosnya nyaman, tenang dan cuek. wkwk. Rata-rata yang ngekos itu karywan, pegawai dan pekerja jadi ya kosan benar-benar hanya tempat istirahat. Alhamdulillahnya masih ada yang mau bantu angkatin jemuran kalau hujan.. Terima kasih.. ⛅⛅
Oleh karena itu, hal-hal kecil sekarang patut untuk disyukuri
- Kalau mau ke ATM harus nyebrang jalan gede yang lumayan padat. Sebelum berangkat berdoa minta diberi kemudahan pan nyeberang.
- Mau keman-mana kalau gak naik Ojol naik Trans Semarang. Selalu berdoa minta dipertemukan dengan driver yang baik dan petugas trans semarang yang gak nesuan nek ditanya-tanya rute heheh.
- Pas masak didapur bersama berharap gak pas gas habis. Wes turun kebawah kalau gas habis ya lumayan nyesek. heheh
- Selalu tersenyum sama siapapun yang ditemui, walau kadang ada mba-mba yang gak balik senyum hehe.
- Berdoa selalu diberikan kesehatan, karena kalau syakit tidak ada yang bisa bantu
Ya itulah seufrit kisah, kehidupan selama tiga bulan jadi cah semarang. Sampai jumpa di kisah selanjutnya...
Wasalamualikum...👋👋
0 Comments