Kamis manis dan mungkin mistis.

Mungkin kalian bertanya-tanya, sok penting banget anda mifta. Kok tiba-tiba sok horor gini sih tulisnya? Bukan, horor bukan mistis tapi yaa inilah keresahan yang beberapa malam ini saya alami.

Seperti yang kita ketahui bersama (halah ribet), sudah sejak dari akhir juni saya di rumah setelah sebelumnya saya lebih banyak berpindah-pindah tempat, hidupnya nomaden  gitu. Karena sudah habis kontrak dan masih menunggu episode kehidupan selanjutnya, sekarang ini adalah waktu terlama saya menetap di rumah dan tidur di kamar sendiri. 


Pernah dengar saran dari beberapa teman, katanya kalau  kamar yang sudah lama gak di tempatin ya minimal dibaca-bacain yasin, ayat kursi atau ya dingajiin lebih sederhananya waktu itu saya mengagap saran dari teman saya itu angin lalu bukan angin mamiri yaa.. lagu itu  lha wong selama ini saya sholat dan sering baca Al-Qur'an kok di kamar saya ini. 

Merasa aman dan tidak ada hal yang janggal  saya melakukan aktivitas seperti biasanya, hari-hari saya lebih banyak dilakukan di kamar. Cari info lowongan kerja, mendaftar magister di beberapa PTN, ikut kelas-kelas online dan juga tak lupa rebahan sambil scrol-scrol twitter. 

Semuanya terasa baik-baik saja hingga pada suatu malam ketika harus deadline mengerjakan tugas kelas online. Saya lupa tepatnya jam berapa tapi saya yakin itu sudah tengah malam. Saya sudah sangat khawatir tugas ini gak selesai dan saya tidak bisa mendapat nilai yang sempurna, gupek, bingung juga lelah pokoknya rasanya garuh. Posisi saya sedang menggunakan headset, karena lelah saya ingin rebahan sebentar lalu saya melepas headset saya.

Ketika saya baru saja melepas headset sebelah kanan tiba-tiba saya dengar suara wanita tertawa, mak deg tiba-tiba langsung ngefreeze. Sekali lagi saya mendengarkan sambil tahan nafas, barangkali nafas saya yang tertawa hahah. "hihihi.. hik". Bener looh itu jelas benget, ketawanya seolah-olah ketawanya itu ngetawain karena tugasku belum juga selesai. 

Tanpa pikir panjang, saya langsung ambil aksi baca ayat kursi dan beberapa suaratan pendek yang saya hafal sambil jalan keliling kamar yang gak luas-luas banget ini. Saya juga gak paham kenapa harus sambil jalan-jalan, reflek saja, kemudian saya lanjutkan dengan berkata pelan ohh.. kayane eneng sing arek kenalan, aku penghuni kamar iki wes yo ojo diganggu. Semua itu reflek mungkin karena kebanyakan nonton indosiar, dihh apa hubungnya???

Saya sudah melupakan kejadian itu. Tidak menceritakan pada siapa pun yhaa karena saya merasa ahh biasa aja ini mah. Cuman setelah kejadian itu saya jarang begadang, walaupun deadline mepet saya lebih memilih untuk bangun subuh dari pada harus begadang dan gak tidur sama sekali. Namun, malam tadi ketika baru akan maklep, saya mendengar gerbang rumah saya seperti dilempar-lemapr batu. Orang iseng macam apa yang gabut terus lempar-lempar batu ke pagar rumah orang, batin saya. 

Saya masih diam belum melakukan apa-apa sambil berdoa tentunya Ya allah lindungi hamba. "drung deng dru udnudng denueueundeeeng" suaranya makin rame. Wahhh ra beres iki, dengan takut-takut saya beranikan diri mengintip dari jendela. Buka sedikit hordeng gak keliatan apa-apa cuman bendera merah putih sama umbul-umbul yang ketiup angin, saya buka lagi  lebih lebar, ehh jebule malah wedi takut tiba-tiba ada yang muncul motone abang sambil tanya "kapan nikah??" 

Saya buru-buru kembali menutup hordeng dengan rapat dan berusaha untuk tidur dan melupakan kejadian malam itu.


1 Comments

  1. "drung deng dru udnudng denueueundeeeng"... Kaya mana ya suara aslinya ini. Wwkwk

    ReplyDelete