Assalamualikum Wr.Wb

Salam takzim bapak ibu guru, masihkah ingat dengan saya??
Saya Mifta Ardianti, murid bapak ibu guru, yang hitam manis, tidak lincah, tidak banyak bicara. Lebih sering diam, namun diam-diam menghanyutkan. hehe..

Bapak/Ibu guru TK...
Masih jelas diingatan lagu pertama yang diajarkan bapak/ibu guru pada kami. Ya, masa-masa TK adalah masa bermain sambil belajar. Tapi saya rasa lebih banyak bermainya daripada belajar. Lagu potong babek angsa yang terus diulang-ulang oleh Pak Parjito, membuat kami bosan dan protes pada orang tua kami saat di rumah Bu, tadi masa Pak Parjito ngajarinya potong bebek angsa lagi..
Tapi, keesokan harinya kami tetap senang menyanyikan lagu itu bersama teman-teman. Masa-masa TK dihiasi dengan bermain prosotan, ayunan dan jungkat-jungkit. Jumlah permainan yang terbatas dan banyaknya anak-anak yang bermain tidak jarang kami saling rebutuan dan pasti ada yang menangis. Kemudian, bapak/ibu guru datang melerai, mengajarkan arti berbagi dan mau mengalah. Kami diajarkan untuk mau memberi, ketika jam makan bersama ada teman yang tidak bawa bekal, bapak/ibu guru mengajarakan untuk memberi sedikit makanan yang kami bawa, rasanya indah sekali bisa berbagi dan makan bersama teman-teman. Setiap hari senin ada upacara bendera, bayangkan anak-anak TK yang masih aktif kesana-kemari mulai dibiasakan untuk upcara, disiplin tentunya dengan bimbingan ekstra dari bapak/ibu guru. Wajar, ketika upacara ada yang nangis, ada yang minta pipis bahkan pup, tapi dengan sabar bapak/ibu guru membantu kami.

Bapak/Ibu guru SD...
Masih jelas diingatan saya bagaimana cara bapak/ibu guru mangajarkan membaca dan menulis, mengenalkan kepada saya aktivitas yang kini menjadi rutinitas saya, membaca buku. 
Bu bu Di i di dibaca Budi
Bu bu Ku ku dibaca Buku

Masih terbayang bagaimana bu agustini dengan semangatnya mengajarkan kami membaca, tangnya memukul-mukul papan tulis agar semua murid fokus kedepan. Bu Anggi guru matematika yang kami segani (takut sebenernya), bagaimana tidak, semua anak harus mau maju kedepan mengerjakan soal-soal matematika yang rumit bin jlimet. Bu siswati yang mengajrkan kami membaca pusi dan sastra indonesia, masih ingat sampai sekarang pesan-peasn yang ibu berikan pada kami, bu. Pak Sutrisno guru IPS ketika menyampaikan materi sejarah kami benar-benar dibuat terpesona dengan gaya penyampaianya, bersa didongengin dan gak kerasa kalau waktu sudah habis.

Bapak/Ibu Guru SMP...
Terimakasih pernah memberikan kepercayaan pada saya untuk jadi MC perpisahan. Itu adalah momen terpenting yang akhirnya membentuk saya sekarang. Setelah ngeMC pertama diperpisahaan setelah itu jika ada kegiatan sekolah saya sudah pe de kalau didaulat jadi MC. Masih teringat ketika kami belajar menjahit dengan ibu Leni Cory, betapa ribetnya kami harus membuat baju dengan pola-pola yang sampai sekarang saya masih belum paham (beruntungnya saya punya ibuk yang bisa jahit, jadi kalau ada tugas jahit aman). Zaman-zaman SMP mulai kelihatan nih potensi teman-teman ada yang jago olimpiade, olahraga, pramuka, PMR dll, dengan bimbingan bapak/ibu guru kami bisa ikut lomba-lomba yang semakin membuka wawasan kami ohh.. sekloahan lain apik-apik ternyata.. Oh iya, dulu kelas 9 kami pernah buat masalah yang membuat guru bahasa inggris tidak masuk/tidak mau ngajar dikelas kami, kemudian kami sekelas kompak untuk meminta maaf. Dasaarr kenakalan anak SMP. Pertama kali mengenal komputer dan internet yaa di SMP ini, masih dengan komputer layar cembung dan CPU pentium 3, dulu bangga banget udah bisa punya email dan berkirim email dengan teman-teman. Mengenal Microsoft Office, yang pada masa itu keren banget, belum tentu anak sekolahan lain dapat fasilitas itu. Mulai belajar organisasi, bergabung dengan OSIS SMP, mengadakan rapat yaa tentu dengan bimbingan bapak/ibu guru, bagaimana memimpin rapat, mengadakan event dan mengordinir panitia, itu semua berawal dari SMP.

Bapak/Ibu guru SMA...
Walau sudah 10 tahun berlalu saya masih ingat jelas, momen-momen indah di SMA. Kamu setujukan, SMA adalah masa-masa sekolah yang paling indah??. 
Masa SMA mulai bertemu lebih banyak guru dengan cara mengajar yang lebih variatif lagi. Ada bu Cahtrine guru matematika lagend di smanding, cara ngajar yang jujur apa adanya kalau bodoh ya dibilang bodoh, kalau cantik ya dibilang cantik. Pak Isnantara guru biologi ya saklek banget, kalau harus remidi ya remdi tidak ada toleransi. Mam danti, guru bahasa inggris setiap masuk materi baru kami harus buat percakapan yang berkenaan dengan materi hari itu, senang karena bisa sok bule tapi medhok. Pak Rahmat, guru olahraga yang santuy tapi harus tetap hadir jam olahraga. Bu suro guru PAI, siapa yang gak sholat jumat siap-siap disidang sama bu suro, hafalan surat harus benar-benar hafal. Masa-masa penentuan jurusan mau IPA atau IPS, gak kebayang dulu waktu SMP ternyta mau nentuin IPA/IPS harus konsultasi dulu sama guru BK. Berkenalan dengan laboratorium IPA dan Lab.Komp yang diingin ber AC. Upacara hari senin yang ditunggu-tunggu, dulu sekolah kami ada penampilan puisi jadi setiap kelas yang bertugas harus membawakan puisi "Api-Api Kecil", hayoo siapa yang ingat???

Gebyar seni SMA, pertama kalinya kami harus menampilkan kreasi seni, dengan dibimbing pak aris yang nyeni banget. Gak pernah bilang jelek setiap kami selesai latihan, gak pernah marah sabar banget bapak tuuh. Kelas 11 harus gambar gedung ala-ala prespektif gitu, gak ngerti harus gimana, saya bikin garis pakai penggaris aja menceng, untungnya saya punya teman baiiiiik banget mention Rully Yosita, tanpa rully saya gak akan lulus mapel pak season. Masih ingat ketika harus parktikum fisika elektro di lab, karena kami gak rapih menyusun sepatu, terus sepatu yang berceceran itu di untalke sama pak Hendri, kompak kami yang ada didalam lab. bubar mungutin sepatunya masing-masing. 

Ustad/Ustadzah...
Masa kecil dihiasi dengan sore hari ngaji di TPA, belajar baca Al-Qur'an, hafalan bacaan sholat. Sampai sekarang masih saya ingat bagaiman ketika saya salah melafalakn huruf hijiyah, sedangkan teman-teman yang lain sudah lanjut kehalaman berikutnya tapi saya masih salah jadi saya belum boleh lanjut. Merasakan rihlah ke bronjong naik mobil trek, persis seprti rombongan bu tedjo ketika tilik bu lurah, tapi ini diisi anak-anak SD dan ustad/ustadzahnya. Bahagiaanya bisa susur sungai sambil memaknai kebesaran Allah. Walaupun sendal saya kendang, tapi ada ustad dan ustadzah yang sigap membantu.

Bapak/Ibu Dosen...
Rasanya kurang lengkap kalau tidak bercerita masa-masa kuliah. Menurut saya dosen itu ya guru cuma beda tempat. Sama-sama harus dihormati, banyak ilmunya. Masa kuliah 4 tahun bertemu dengan para dosen, benar-benar membuat saya kaget, ohh beda gak kaya waktu SMA. Ketika SMA terbiasa dengan apa-apa dari guru, ketika kuliah harus mandiri dan tidak ada lagi yang menginagtkan kamu tugas ini belum, besok ujian dll. Kuliah benar-benar mandiri. Dosen pembimbing masa kuliah adalah Pak Undang, berasa jadi bapak sendiri baiknya baik banget semoga Allah selalu memberikan keberkahan pada bapak. Walau bapak sibuknya sibuk banget, tapi sekali bimbingan langsung tercerahkan.
Karena kuliah di UIN tentunya ada beberapa mata kuliah keagamaan, ingat banget pas mata kuliah Al-Qur'an dan hadist terus dapat nilai jelak di kertas ujiannya sama dosen dikomen "banyak-banyak istighfar teh". Saya yakin kalau tidak kuliah di UIN saya pasti tidak dapat komen seperti itu. 

Cerita-cerita diatas adalah ungkapan terimakasih saya kepada Bapak/Ibu Guru. Memperingati hari guru adalah sebuah mementum kita sebagai murid untuk kembali mengingat hal baik yang guru-guru ajarkan pada kita. Memang tidak semua memori sekolah dan guru itu menyenangkan, ada juga guru yang menjatuhkan mental siswanya tapi percayalah guru manapun pasti menginginkan kebaikan untuk anak didiknya. 
Menyenangkan atau tidak menyennagkan mereka adalah guru-guru kita. 

Semoga Sekolah bisa kembali dibuka, murid-murid bisa kembali bertemu dengan teman-teman dan guru mereka. Guru-guru bisa menjadi tauldan bagi murid-muridnya. 

Bangkitkan Semangat, Wujudkan Merdeka Belajar.




0 Comments