Great, kan?
Pagiku yang great ini, dipersembahkan oleh bubur kacang ijo. Bubur kacang ijo yang aku buat sendiri, rasa manisnya pas, rasa gurihnya pas, tingkat kematanganya well done. Terkadang apa pun yang dibuat sendiri selalu dianggap great oleh diri sendiri. Haus pujian, bukan lebih tepat pengakuan.
Pengakuan, aku iso masak. its sound great.
Sebisa mungkin, selama kuliah ini aku cari, apa yang jadi minat walau tidak bakat. Aku minat cooking dan baking, walau kenyataan sangat jauh dari bakat. Masakkanku lebih sering rasanya hambar bahkan rasanya garuh (rasa yang terdefinisikan), sedang kue buatanku seringnya gak ngembang alias bantat, sangat manis atau terlalu lembut sehingganya malek. Tapi aku ingin pengakuan aku iso masak. Selain itu aku juga minat nulis, walau gak bakat. Tulisan yang gak jelas, dan gak penting. Tapi ingin mendapat pengakuan aku iso nulis.
Soal memasak, aku yakin dan sangat pro dengan "perempuan harus bisa masak". Setuju kali aku sama pernyataan itu. Dari survey yang aku lakukan dengan responden teman-temanku sendiri, mereka menginginkan istri yang bisa masak. Alasanya beragam, ada yang bilang biar betah dirumah, biar menghemat pengeluaran keluarga, biar disayang mertua, dan ada yang sweet karena mau merasakan bentuk cinta yang lain, ya misalnya dari masakan istrinya. Sehingganya itu seburuk apa pun dan seenak apapun hasil masakanku, aku selalu berusaha masak dan coba resep baru selama kuliah ini.
Mungkin mereka sampe heran, aku beli panci kukus, beli centong untuk buat pudding,beli cetakan nutrijell, beli parutan keju. Hanya untuk cooking dan baking di kosan. Bukan apa-apa, menurutku nih ya, rasanya kalau selama kuliah skillku cuma guling-guling di kasur aja, rasanya kurang pas.
Oleh karenanya walau kadang masakanku terlihat aneh, dan kue boluku gak ngembang atau puddingku ke enceran. Percayalah, aku sedang belajar, berusaha agar kelak nanti suami dan anak-anaku akan merasakan masakan yang penuh rasa kasih dan sayang. Serta gak perlu bingung ini masakan apa, dan bisa mendefinisikan itu rasa CINTA namanya :)
Pengakuan, aku iso masak. its sound great.
Sebisa mungkin, selama kuliah ini aku cari, apa yang jadi minat walau tidak bakat. Aku minat cooking dan baking, walau kenyataan sangat jauh dari bakat. Masakkanku lebih sering rasanya hambar bahkan rasanya garuh (rasa yang terdefinisikan), sedang kue buatanku seringnya gak ngembang alias bantat, sangat manis atau terlalu lembut sehingganya malek. Tapi aku ingin pengakuan aku iso masak. Selain itu aku juga minat nulis, walau gak bakat. Tulisan yang gak jelas, dan gak penting. Tapi ingin mendapat pengakuan aku iso nulis.
Soal memasak, aku yakin dan sangat pro dengan "perempuan harus bisa masak". Setuju kali aku sama pernyataan itu. Dari survey yang aku lakukan dengan responden teman-temanku sendiri, mereka menginginkan istri yang bisa masak. Alasanya beragam, ada yang bilang biar betah dirumah, biar menghemat pengeluaran keluarga, biar disayang mertua, dan ada yang sweet karena mau merasakan bentuk cinta yang lain, ya misalnya dari masakan istrinya. Sehingganya itu seburuk apa pun dan seenak apapun hasil masakanku, aku selalu berusaha masak dan coba resep baru selama kuliah ini.
Mungkin mereka sampe heran, aku beli panci kukus, beli centong untuk buat pudding,beli cetakan nutrijell, beli parutan keju. Hanya untuk cooking dan baking di kosan. Bukan apa-apa, menurutku nih ya, rasanya kalau selama kuliah skillku cuma guling-guling di kasur aja, rasanya kurang pas.
Oleh karenanya walau kadang masakanku terlihat aneh, dan kue boluku gak ngembang atau puddingku ke enceran. Percayalah, aku sedang belajar, berusaha agar kelak nanti suami dan anak-anaku akan merasakan masakan yang penuh rasa kasih dan sayang. Serta gak perlu bingung ini masakan apa, dan bisa mendefinisikan itu rasa CINTA namanya :)
0 Comments