Kehidupan Setelah S1
Setelah S1, lalu apa??
Itulah pertanyaan yang sering kali hinggap dibenak saya, dalam kurun waktu 3 bulan kebelakang. Setelah bulan-bulan lalu hectic dengan urusan TA, jilid-menjilid TA, lalu mendistribusikannya ke seluruh penjuru kampus (read :perpus, jurusan, fakultas). Rupanya benar, tidak berkegiatan itu membosankan sekali.
Menyandang fresh graduate juga sama membosankanya. Menunggu panggilan kerja yang sudah diapply ke beberapa perusahaan juga rasanaya lama sekali. Setiap hari, jam, menit, detik cek email masuk. Harap-harap cemas ada email balasan. Rupanya masih belum ada.
Menunggu waktu wisuda juga, yang masih nanti bulan Mei. Se-membosankan ini. Ikut lomba menulis, ikut workshop, ikut seminar dan pelatihan itu butuh duit, butuh money buat ongkos ketempat tujuan, dan ada beberapa workshop yang berbayar.
Cita-cita travelling setelah beres TA rasanya tinggal angan-angan. Menyadari tak punya tabungan sama sekali untuk biaya tiket dan penginapan. Hidup sebagai anak rantau yang sudah malu minta uang kiriman dari Orang Tua Foundation.
Kuliah lagi?
Itu juga bisa jadi pilihan yang menarik. Kemudian lihat beberapa kampus yang menyediakan program megister. Lihat syarat, dan uang spp per semester langsung terkejut, biaya S2 mahal yaa :(
Mau ikut baking class itu juga bayar, mau minta duit maluu minta terus
duhhh... ini to, kehidupan setelah S1.
1 Comments
siang, boleh minta email?
ReplyDeletesaya mau bertanya tentang skripsi yang anda buat