Bukan menyerah tapi, aku memberi  jeda. Pada apa yang sedang aku perjuangkan, pada apa yang sedang jadi harapan ayah dan ibu juga banyak orang yang saying padaku. Untuk apa jeda ini “ahhh kamu teralalu lemah”, kata yang lain. “Ayoooo kamu bisa.”
Bismillah ..
Perkenalkan, aku adalah seorang mahaiswi tingkat akhir yang sedang skripsian dan juga sedang berusaha sembuh dari sakit. Sakit yang dulunya cuman dianggap sebagai sakit biasa sekrang rasanya berbeda, dan jadi beda kesemua yang sedang aku lakukan.
Berawal dari akhir idul fitri ketika dirumah dan akan kembali ke bandung, rasanya tubuhku ini semakin lemah dan gak karuan rasanya. Lagi-lagi ibu yang begitu khawatir tapi, menggap sakitku ini lagi-lagi soal masuk angin, jadi pengobatanya dikeroki lagi.
 Lusa aku balik bandung, aku masih ingat betul ibu membawakan banyak makanan dari minuman soda sampai kue lebaran, sampainya di bandung aku sih masih merasa badanku oke-oke saja. Salahnya aku, merasa diri baik-baik saja dan pikirnya batuk biasa jadi aku juga beli obat batuk biasa di warung. Semakin lama sambil mengerjakan skripsi dari BAB I, lamaaaa banget baru BAB II pelan-pelan dikerjakan, dengan kondisi kesehatan yang semakin memburuk, ya migren, ya sakit kepala setiap malam, demam sampai nangis, bangun tidur kelelahan dan masih banyak lagi kondisi yang membuat aku semakin ngedrop. Usaha kedokter sampai 3 kali kedokter tapi, sakit tak kunjung sembuh dan malah anehnya hanya dalm waktu 4 bulan berat badnku turun 9kg. Aku cukup kaget dengan hal itu, loh kok bisa?? Memang aku sedang sakit tapi berat badanya turun drastis banget yaa…
Sebelumnya aku kira aku ini sakit lambung, sampai aku searching segala sesuatu tentang GERD karena gejala yang aku alami itu hampir sama dengan GERD. Karena merasa kondisi semakin lemah akhirnya aku memutuskan untuk pulang lagi kerumah setelah sekitar  3 bulan di bandung.  Bilangnya mau ambil data padahal sebenranya karena aku sedang sakit dan rindu perhatian keluarga. Di rumah memang aku sakit tapi gak separah pas dikosan, mungkin karena aku lebih tenang, nyaman karena ada yang memperhatikan soal makan terutama. Karena batuk-batuk terus dari bulan juli-september aku minta dianter kedokter lagi, dokternya  kasih antibiotic, dan obat batuk.
Aku kembali ke bandung, ya niatnya ngeberesin skripsi , tapi malah tambah ngedrop kondisinya. Batuknya semakin sering dan sangat menyiksa, semakin sering kedinginan dengan sesak dada beserta nyeri, wahh rasanya luar biasa. Obat yang dari dokter di lampung sudah habis tapi kondisiku semakin memburuk.

Skripsi? Ahhh aku hampir melupakanya ….

0 Comments