JEDA Bag.1
Bukan
menyerah tapi, aku memberi jeda. Pada
apa yang sedang aku perjuangkan, pada apa yang sedang jadi harapan ayah dan ibu
juga banyak orang yang saying padaku. Untuk apa jeda ini “ahhh kamu teralalu
lemah”, kata yang lain. “Ayoooo kamu bisa.”
Bismillah
..
Perkenalkan,
aku adalah seorang mahaiswi tingkat akhir yang sedang skripsian dan juga sedang
berusaha sembuh dari sakit. Sakit yang dulunya cuman dianggap sebagai sakit
biasa sekrang rasanya berbeda, dan jadi beda kesemua yang sedang aku lakukan.
Berawal
dari akhir idul fitri ketika dirumah dan akan kembali ke bandung, rasanya
tubuhku ini semakin lemah dan gak karuan rasanya. Lagi-lagi ibu yang begitu
khawatir tapi, menggap sakitku ini lagi-lagi soal masuk angin, jadi
pengobatanya dikeroki lagi.
Lusa aku balik bandung, aku masih ingat betul
ibu membawakan banyak makanan dari minuman soda sampai kue lebaran, sampainya
di bandung aku sih masih merasa badanku oke-oke saja. Salahnya aku, merasa diri
baik-baik saja dan pikirnya batuk biasa jadi aku juga beli obat batuk biasa di
warung. Semakin lama sambil mengerjakan skripsi dari BAB I, lamaaaa banget baru
BAB II pelan-pelan dikerjakan, dengan kondisi kesehatan yang semakin memburuk,
ya migren, ya sakit kepala setiap malam, demam sampai nangis, bangun tidur
kelelahan dan masih banyak lagi kondisi yang membuat aku semakin ngedrop. Usaha
kedokter sampai 3 kali kedokter tapi, sakit tak kunjung sembuh dan malah
anehnya hanya dalm waktu 4 bulan berat badnku turun 9kg. Aku cukup kaget dengan
hal itu, loh kok bisa?? Memang aku sedang sakit tapi berat badanya turun drastis
banget yaa…
Sebelumnya
aku kira aku ini sakit lambung, sampai aku searching segala sesuatu tentang
GERD karena gejala yang aku alami itu hampir sama dengan GERD. Karena merasa
kondisi semakin lemah akhirnya aku memutuskan untuk pulang lagi kerumah setelah
sekitar 3 bulan di bandung. Bilangnya mau ambil data padahal sebenranya
karena aku sedang sakit dan rindu perhatian keluarga. Di rumah memang aku sakit
tapi gak separah pas dikosan, mungkin karena aku lebih tenang, nyaman karena
ada yang memperhatikan soal makan terutama. Karena batuk-batuk terus dari bulan
juli-september aku minta dianter kedokter lagi, dokternya kasih antibiotic, dan obat batuk.
Aku
kembali ke bandung, ya niatnya ngeberesin skripsi , tapi malah tambah ngedrop
kondisinya. Batuknya semakin sering dan sangat menyiksa, semakin sering
kedinginan dengan sesak dada beserta nyeri, wahh rasanya luar biasa. Obat yang
dari dokter di lampung sudah habis tapi kondisiku semakin memburuk.
0 Comments