Tersebutlah seorang Juki, laki-laki yang aku anggap kakak dan partner. Juki dan aku ini dulu satu SMP, SMA ya dia kakak kelas. Kami dekat karena satu ekskul, dan kebetulan aku lumayan oke prestasinya diekskul pas SMP itu. Deket sering bertukar pikiran, ngobrol, asik seru dan dulu itu masih zaman jahiliyah jadi kita pacaran. Hahahha
Kemudian, aku sadar bahwa pacaran adalah hal yang salah, eh tapi yang lebih utama adalah karena aku di bully. Sedih sekali, fyi aku juga pernah dibully walau gak langsung but it so hurt. Kan aku sekolah SMA dimana ayahku juga kerja disana. Enak lo mif, ada bapak lo, gak kok aku murni lewat jalur rapot gue gak bego-bego amat kok. Dan tau di bullynya apa?? Gak usah tau hahahha
Kita putus tapi masih saling ngarep gitu, kita LDRan tapi masih sering inbox-inboxan di FB, terus ada IG kita like, coment and DM. Ya gitulah masih sering memberikan perhatian dan kaya ada sinyal-sinal balikan, aku sih yang ke pe dean.
Terus ya, seperti yang kalian tau dia pergi, datang, pergi, datang pas aku udah terbiasa dengan kehadiran the new Juki. Reborn Juki aku sih ngerasanya gitu, dia lebih dewasa, lebih visioner hidupnya, pekerja keras (kelihatanya). Pada suatu hari, kita ketemu sepertinya untuk mencoba menjelaskan kita ini apa. Namanya wanita, selalu dengan kode-kode aku pun ngasih kode-kode ke juki, but he didn't know, terus dia juga gak jelas. Maunya apa?? ya Kita sama-sama gak jelas, yang aku inget cuman "Harapanku sama kaya harapanmu" kata beliau begitu.
Tapi... kesini sini aku ngerasa kita seperti memaksakan. Atau aku aja yang memaksakan. Memaksakan semua yang dulu itu terulang. Nyaman sih, tapi nyaman aja gak cukup. Iya kan juk.
0 Comments